Thursday, 31 January 2013

AKANKAH KITA SENANTIASA BERKAWAN DENGAN INFLUENZA?

Penyakit yang paling akrab dengan kita ini merupakan penyakit yang amat lazim di musim hujan. Penyebaran yang disebabkan oleh virus influenza ini tergolong sangat masif. Gejala yang di timbulkan oleh penyakit ini adalah panas tinggi, menggigil, batuk-pilek disertai sakit kepala, badan terasa sakit dan tidaknyaman, lesu, mual dan muntah menurut Dr. Zakiudin, SPA(K), yang merupakan staf pengajar di departemen pediatrik FKUI/RSCM jakarta.


bacbcda6b5f4d567440b6d15cc01bf95_virus-influenza
Penampakan Anatomi dari Virus Influenza



Menghindari kontak langsung adalah hal yang bijak untuk terhindar dari virus tersebut. Penyebaran yang tergolong cepat tersebut membuat virus influenza dapat berpindah dari satu individu ke individu lain dengan medium udara serta benda2 yang telah terpapar virus tersebut contohnya tangan. Bila terserang juga oleh virus influenza Prof. Syamsurizal menyarankan untuk membatasi kontak dengan orang lain dengan tidak masuk sekolah atau kantor. Saat istirahat dirumah batasi juga kontak dengan balita dan lansia. Saat penderita bersin, selalu tutup mulut dengan sapu tangan dan tissue jika tidak ada juga tutup dengan tangan. Jangan biarkan virus influenza tersebut bertebaran di udara. Saat flu jangan lupa juga gunakan masker. 

Salah satu upaya yang menghambat penyebaran virus.
Masker merupakan upaya pencegahan penyebaran Virus Inluenza



Perlukah kita dengan vaksinasi influenza? Pertanyaan yang mendasar yang banyak mengginggapi kita. Bukankah harga vaksin influenza juga mahal? Pertanyaan2 tersebut tentu harus terjawab bukan, vaksinasi influenza di anjurkan pada mereka yang memiliki resiko terkait dengan masalah kekebalan tubuh, seperti anak balita, lansia dan mereka yang mengalami penyakit kronis. Bagi kelompok ini disarankan untuk melakukan vaksinasi flu setiap tahun. Vaksin flu sangat efektif untuk mencegah kemungkinan terturar influenza. Banyak penelitian menunjukkan bahwa berkat vaksin flu, tingkat penulara influenza menurun, angka masuk rumah sakit menurun dan absensi kerja jg menurun. Harga vaksin flu saat ini adalah sekitar Rp. 170.000, yang menurut sebagian orang menganggap harga ini cukup mahal. Namun sebenarnya manfaat yang diperoleh jauh lebih besar karena dengan vaksin, resiko tertular flu berkurang dan produktifitas tetap bisa berjalan.

Contoh Vaksin produksi Bio Farma
Vaksin Virus Influenza Produksi Bio Farma Salah satu Perusahaan BUMN, Indonesia.


 Di Negara Maju, vaksin flu sudah menjadi progaram nasional, sementara negara kita belum menjadi program pemerintah. Linier dengan hal tersebut kesadaran masyarakat indonesia tentang vaksin flu juga sangat rendah. Di Korea Selatan, vaksinasi influenza sudah diberikan kepada populasi yang rentan terhadap penyakit flu sebesar 30%, sementara di Indonesia angkanya pada kisaran 1-2%.

Pilihan tentunya ada pada kita, akankah kita senantiasa berkawan dengan Flu? Tanya kenapa.....
Read more »

Bali Series: Pesona Keindahan Pantai Pasir Putih Dream Land, Pecatu, Bali.

Keindahan Pulau Dewata Bali memang takkan pernah habis untuk dinikmati. Dimanapun keindahan Bali akan terekspos dengan eksotis. Dengan lautan yang mengelilingi Pulau Bali memecah keheningan hati yang berkecamuk dalam lara menyemai melalui tarian yang diiringi musik khas Bali yang disajikan di pelataran keunikan Pura dan tebaran wisatawan mancanegara yang menambah daya tarik pulau satu ini.

Pantai Dreamland merupakan sebuah tempat pariwisata yang terletak disebelah selatan Bali didaerah bernama Pecatu. Pantai Dreamland dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi dan dikelilingi batu akrang yang cukup besar disekitar pantai. Lokasi pantai berada dalam kompleks Bali Pecatu Graha (Kuta Golf Link Resort) yaitu sekitar 30 menit dari pantai Kuta. 

Pantai Dreamland sendiri hampir mirip dengan pantai Kuta. Pasir putih dan celah karang yang terjal menjadi pemandangan yang begitu memikat mata untuk dipandang. Lokasi berpasir putih bersih di pantai sempit tepat di bawah dinding karang curam cocok untuk menikmati matahari tenggelam atau sekedar menyaksikan atraksi para peselancar. Ombaknya yang tinggi dan besar banyak diminati oleh para penggemar olahraga selancar(surfing), bahkan Dreamland sudah dijadikan semacam surfing spot baru untuk kawasan Bali. (Wikipedia)

Mendapatkan  kesempatan untuk mengikuti City Tour di Bali dengan agenda memasuki pantai Dreamland merupakan keinginan saya untuk menikmati pantainya Bali, karena City Tour beberapa tahun yang lalu saya tidak mendapat kesempatan berpanas-panasan dengan riaknya ombak di pantai Bali.
Ombak di pantai Dreamland-Dok. Pribadi

Waktu yang tidak tepat sangat disesalkan oleh para rekan-rekan karena cuaca yang begitu terik diangka 11.00 WIT, kami dibawa menggunakan kendaraan transportasi yang disediakan di tempat parkir. Panitia rombongan memilih menikmati keindahan Dreamland yang memiliki sejuta taburan untuk melepas rasa dahaga akan kebebasan di tempat yang rendah dengan tiket masuk satu orang lima ribu rupiah. Menggunakan kendaraan yang telah disiapkan untuk menuju kawasan wisata pantai Dreamland. Setelah sampai dan turun dari kendaran telah disambut dengan pemandangan yang sangat indah.

Memasuki Wilayah pantai Dreamland- Dok. Pribadi

Nampak jalan yang belum selesai -Dok. Pribadi
Langit biru sangat indah disapu dengan awan yang tipis berwarna putih ikut menghiasi keindahan birunya air pantai yang terlihat tenang, menyegarkan pandangan mata disisi pasir putih yang setia menemani tegarnya karang yang kokoh disepanjang bibir pantai. Saya ingin mengabadikan dalam teriknya panas yang begitu menyengat, namun tak mengurungkan langkah kaki ini untuk menikmati setiap gelitikan pasir putihnya.

Cuaca Cukup Panas- Dok. Pribadi


Disepanjang jalan yang tidak begitu panjang, awalnya saya tidak menyangka akan disajikan beberapa barang khas Bali, ada topi dengan harga rata-rata dua puluh lima ribu rupiah, baju batik Bali, dan segala macam aksesoris bercirikan Bali. Tujuan saya satu, ingin mengabadikan potret ciptaan Allah SWT yang tiada tara, menikmati butiran-butiran pasir putih, deburan ombak yang memecah sanubari yang rindu dalam kokohnya karang dan sejuknya mata memandang birunya air pantai dan langit.
Pedagang di sepanjang jalan-Dok.Pribadi

 
Kokohnya Sang Karang-Dok. Pribadi
Menuju karang dengan melangkah diatas pasir putih yang kadang dihampiri ombak adalah sesuatu yang menggelikan pikiranku. berlari takut terkena air pantai yang lengket karena masih ada Journey disekitar Dreamland dan tanpa persiapan baju ganti. Akhirnya kokohnya batu karang kujumpai melepaskan segala penat mendengarkan deburan ombak sambil melepaskan pandangan jauh keatas kelangit biru dan menyapu samudera yang luas.
Berada diKarang- Dok. Pribadi

Teman-teman berpose-Dok. Pribadi





Saat mata melihat dan hati merasa serta imajinasi menerawang jauh melintasi batas pemikiran kuluapkan semua emosi antara bahagia, kecewa, senang, sedih, gundah dan penerimaan untuk memadukan unsur langit dan awan diangkasa sana dengan deburan ombak dipantai yang biru mengikis kedaratan menjumpai pasir putih nan cemerlang. Melihat para turis berselancar dan memandang teman-teman berteduh diantara batu karang karena teriknya sang surya begitu menyengat.


Dok. Pribadi

***


Read more »

Wednesday, 30 January 2013

BALI SERIES: Keindahan Pura Luhur Ulu Watu di Atas Tebing Pantai Pecatu

Meeting dua hari di Grand Istana Rama daerah Kuta, Bali telah selesai dengan menyisakan kepenatan dan kekurang tiduran yang sangat membutuhkan refreshing. Acara dilanjutkan City tour dengan rute Pura Luhur Ulu Watu, Dream land dan terakhir garuda Wisnu Kencana serta dilanjutkan dengan shopping season di Joger dan Krisna.

Waktu tidur yang cukup sedikit membuat aku harus menelan ludah dengan menu sarapan yang sangat tidak menggoda selera, cukup roti dan buah serta secangkir teh manis sebagai pengganjal perut agar tidak sakit.
Sarapan Secukupnya


Angka 08.00 pagi waktu Indonesia timur Ketua panitia memerintahkan untuk segera masuk kedalam bus sewaan White Horse  dan bersiap untuk berangkat. Ada dua bus, satu untuk rombongan Indonesia Timur dan satu untuk Indonesia bagian barat, aku termasuk kedalam Indonesia barat.

Berangkat
Rute pertama menuju Pura Luhur Uluwatu, yaitu sebuah pura yang berada di daerah Pecatu, kecamatan Kuta Badung. Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura.

Perjalanan ini sedikit membosankan karena ngantuk yang melanda, namun salah satu rekan berusaha melawak dan menghadirkan lagu-lagu untuk menggunting kepenatan dua hari meeting. Pandanganku terbawa oleh kanan kiri jalan yang terkadang dihiasi pepohonan yang hijau, dengan jalan yang berkelok kadang menurun dan kadang menaik, menyebabkan rasa mual mungkin karena masih jet leg. 

Awan putih dalam lembaran langit yang biru segar memberikan sudut romantisme menemani perjalananku menikmati pulau Dewata Bali.
Dibutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam, akhirnya dua bus rombongan  memasuki areal parkir dan disambut dengan cuaca yang sangat panas di jam 10 lewat. Panitia rombongan membeli tiket dengan harga 3.000 rupiah per orang dan ditarik retribusi 1.000 rupiah per orang.

Kami diberikan selembar kain, bisa digunakan untuk penutup/ kain bagi yang berpakaian mini ataupun hanya sebagai pengikat saja. Warnanya ada yang kuning, ungu dan ada yang biru.
Kain sebagai pengikat
Menyadari bahwa kain yang diberikan kepadaku berwarna ungu, senada dengan kerudung dan manset yang kukenakan. Nice to make a photo *kupikir seperti itu.

Petugas yang berada disana atau bahasa kerennya guide memberikan arahan kepada kami, bahwa ada suatu peraturan yang harus dipatuhi salah satunya bagi wanita yang belum bersuci dilarang masuk kedalam pura, dan perhatian juga bagi yang mengenakan kacamata harap untuk tidak dipergunakan, kemudian perhiasan yang mencolok dan tidak menenteng tas plastik, *kera akan menyangka yang dibawa adalah kacang buat si kera manis tersebut.

Benar juga, belum ada satu menit si abang yang berasal dari  malang sedang berpose tiba-tiba... kelimpungan kaca matanya dibawa si kera lihai itu.

Dag dig dug aku dan teman-teman wanita memasuki area pure, hm.... aroma basah dari pepohonan dan  ups, kera-kera bersliweran di jalan masuk, benar-benar tidak rela mengeluarkan kamera *takut benar-benar disantap kera-kera yang banyak sekali.

Memasuki lebih dalam areal Uluwatu, diberikan sajian pemandangan yang luar biasa indah. Pura Uluwatu menjadi terkenal akan keindahannya karena tepat dibawah Pura tersebut adalah hamparan pantai Pecatu dengan pemandangan air yang biru dan ombak yang meneriakkan keagungan keindahan ciptaan-Nya. Alam Bali memang benar-benar cantik, indah dan Subhanalloh berikut rekaman gambar yang tidak begitu banyak karena takut dirampas oleh kera.
Dok. Pribadi

Karangnya
Dok. Pribadi
Perpaduan warna biru dari langit dan air lautnya sungguh mempesona hati yang dikurung rindu, menyemai asa dalam putihnya awan yang membentang serta kesejukkan hijaunya rumput dan daun yang mengubah rasa kepenatan dalam alunan desir angin yang memuncak membelai panasnya sang surya.

Dok. Pribadi
 Ombak yang menghampiri batu karang yang kokoh menyita seluruh ruang gerak memasuki alam keindahan dengan suara-suara merdu yang diciptakan. Subhanalloh tak henti-hentinya aku bermunajat, mengetuk pintu sang perindu dan memberikan pujian yang agung kepada- Nya yang menciptakan alam begitu cantik.
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dok. Pribadi
Puas menikmati keindahan alam dengan hamparan samudera biru yang sangat luas, memberikan sejuta impian yang luar biasa. Aroma alami dari tanah, pepohonan dan suara dari kera-kera yang bersorak riang, akhirnya kami memutuskan untuk sesi foto bersama.
Salah satu jalan setapak

Ada beberapa teman yang mendapat sambutan luar biasa dari kera, lagi-lagi saat sesi foto bersama yang gagal diadakan karena dari barisan belakang terdengar teriakan *ternyata dompet yang dipegang dengan cara ditenteng diambil kera, dibuka dan uang didalamnya disobek kemudian dimakan *wow.

Ketegangan berikutnya, saat itu aku berada dibarisan terdepan tiba-tiba ada kera yang berjalan pelan, pelan dan pelan dan tiba-tiba jeritan dari rekan manajer membubarkan sesi foto bersama karena *lagi-lagi nich... kaca mata di lirik oleh kera itu *dalam hati si kera gak suka kali ya melihat manusia menggunakan kaca mata.

Bukan hanya kaca mata saudara-saudara, ada informasi yang tidak sempat kulihat, sandal plastik diperebutkan antara teman dari Bandung dengan kera yang ingin fashionable juga, karena si geulis ini mempertahankan sandalnya eh...si kera tertarik dengan jilbabnya *waduh..gak ngebanyangin dech.

Setelah semua berkumpul, akhirnya kami memutuskan untuk cepat-cepat mengakhiri kunjungan di Pura Luhur Uluwatu setelah menikmati pemandangan alam yang begitu menyajikan keindahan dan suasana alam yang eksotik.

***


Read more »

GEDE PANGRANGO MOUNTAIN: SEGARNYA KEBUN RAYA CIBODAS

Sebenarnya cerita tentang perjalanan saya ke Cibodas, pernah saya tulis beberapa bulan yang lalu, akan tetapi seorang teman nun jauh di sono sedang bebahagia menyongsong usia ke dua  rumah ekspresinya kemudian memutuskan untuk mengadakan giveaway yang menceritakan tentang catatan perjalanan. Jadilah saya menulis ulang dengan rasa menyesal tidak mengambil setiap sudut yang ada disana (dulu itu belum paham benar bagaimana ngeblog itu) tapi anyway karena ingin merasakan kebahagiaannya pula, tertulislah lagi sebuah catatan perjalanan saya.

Tangerang, 17 Juni 2012

Hari Minggu kali ini adalah jadwal anak saya, faiz untuk menentukan kemana hendak berjalan-jalan sekalian refreshing bagi saya dan suami saya. Sesuai dengan budget juga ditengah-tengah bulan, dan setelah ditanyakan kepada anak saya, dengan lantang menjawab "maunya ke gunung" memang gunung sedang menjadi bahan belajar faiz, yang serba ingin tahu. Dari laut pernah, gunung, pasar,mall,rumah sakit,kantor,sekolahan, apa lagi ya?? akhirnya keputusan ke Puncak dech, tujuannya Kebun Raya Cibodas.

Kebun Raya Cibodas terletak di Kompleks Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa Cimacan, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, Pulau Jawa, Indonesia. Kebun Raya Cibodas didirikan pada tahun 1852 oleh Johannes Elias Teijsmann sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor pada lokasi di kaki Gunung Gede. Dengan curah hujan 2.380 mm per tahun dan suhu rata-rata 18 derajat Celsius, kebun botani ini dikhususkan bagi koleksi tumbuhan dataran tinggi basah tropika, seperti berbagai tumbuhan rujung dan paku-pakuan.

Kami melewati gerbang pertama untuk membayar tiket masuk sebesar 6000/orang serta membayar retribusi daerah 3000/orang saja sudah kaget, apalagi setelah membayar parkir mobil sebesar 12.000 rupiah kaget kamipun bertambah, yah...uang 33.000 rupiah lumayanlah  diganti dengan pemandangan yang begitu indah, taburan warna hijau dari segala penjuru serta udara yang begitu sejuk, segar dan...rasanya seperti di surga deh, *mulai lebay.

Perhatian kami tertuju kehamparan rumput hijau nan luas, bersih dan basah hm....segar sekali, faiz sampai tak berhenti bergerak beradu kaki telanjang dengan rumput hijau. Pohon-pohon yang saya tidak tahu nama, padahal sebenarnya ada tulisannya, maklumlah membawa anak kecil, perhatian bukan tertuju kepada apa yang ada disana, tapi memperhatikan faiz yang kecil, takutnya tertelan hamparan hijaunya tumbuhan yang terawat sekali.

Faiz suka berbaring direrumputan
Pemandangannya asik
Tenyata parkir deket kebunnya bisa

Faiz main di kolam
Setelah menemukan tempat yang menurut kami paling nyaman, tergelarlah sebuah plastik hasil menyewa dari para ibu yang menyewakan sebagai tempat beristirahat, harganya...lumayan pula untuk arti sewa plastik dan nanti setelah selesai ya dikembalikan, harga sewanya 15.000 rupiah! fantastik kan? Karena beberapa kali pergi ke alam, bekal makananpun saya siapkan dari rumah. Ada Bandeng presto dan tumis kacang panjang, serta membuat sedikit jelly. ***menghemat budget, hahaa.
Sopir dan kernetnya


Bekal makanan habis dan kaki telah bosan untuk istirahat ingin segera menyusuri hijaunya rumput dan pepohonan, bergeraklah sedikit demi sedikit. 
"ke air terjun yuk?"
"jauh ngga?"
Tanya saya dengan rasa khawatir karena langit sedikit mendung, apalagi membawa faiz.
Mendung bermanja dengan bumi
 "Faiz mau ke air terjun?"
"Mau...ayo ke air terjun"
Waduh... ternyata doi mau, okay perjalanan dilanjutkan, namun sebentar-sebentar berhenti untuk menikmati keindahan ciptaan Allah Yang Maha Pencipta, luar biasa indah, sejuk, mata takkan pernah letih untuk terbang mewarnai hijaunya hamparan rumput dan kesejukan udaranya yang tak dapat ditemukan di Jakarta.
Sidepan sebuah penginapan

Faiz dan abinya asik tiduran di rumput

Bagus ya pepohonannya

Lukisan Sang Pencipta

Suasana di tengah Kebun Raya Bogor ini sangat padat oleh pengunjung yang rata-rata adalah satu keluarga, ada pula beberapa murid bersama gurunya. Di tengah inilah terdapat hamparan rerumputan yang sangat luas, hijau, basah karena kelembaban, pepohonan yang besar berusia ratusan tahun, macam-macam dedaunan, sungguh menarik sekali. Faiz terus berlari dan menjatuhkan diri serta berguling-guling direrumputan. 
"asik ya iz?"
"Iya mi... capai sekali"
Karena terlalu letih, suamiku kurang begitu suka ambil gambar, untungnya saat mengambil gambar yang ada tulisan Kebun Raya Cibodas cukup oke lah, seperti ini gambarnya

Seger sekali
Jalan kearah air terjun ada dibelakang saya, baru permulaan saja jalannnya sudah menanjak, ugh betapa beban suamiku begitu berat, semangat sayang. Namun sesuai kesepakatan bersama *caile... sering-sering berhenti sesekali minum atau menghabiskan stock makanan kecil untuk melepas lelah, seperti saat faiz menjumpai sebuah parit.
"Coba sini iz"
Suami saya mengajak faiz mendekati parit yang teraliri air cukup bening, dingin nya luar biasa ehem...ada sedikit sampah ya?
Faiz keasyikan merendam kaki

Tetap dengan senyum lebarnya

Bukan saya kalau tidak ingin ikut narsis *hhhhaaasyin... sekalian untuk mengabadikan sebuah pohon yang gendut, dan tinggi sekali.
lebar sekali ya diameter pohonnya

Menjulang tinggi
Memang benar ya, wisata alam mengajarkan banyak hal untuk saya pribadi, menguras beribu hikmat dan penuh dengan introspeksi yang dalam dan bernuansa  religius. Bagaimanapun saya tidak mempunyai apapun didunia selain sebuah amalan yang ikhlas serta bersyukur yang ikhlas pula.

Jalan menuju air terjun tanpa ada sebuah dokumentasi sedikitpun karena sulitnya medan, suami saya menggendong faiz dan saya membawa tas serta harus waspada bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jalannya menurun, hanya mampu berpapasan dengan dua orang, sempit dan rusak medannya belum lagi sangat licin. Luar biasa tenaga yang keluar untuk sampai air terjun. 

Suatu pengalaman yang tidak pernah saya lupakan, begitu pula bagi faiz dan suami saya. Ada sedikit musibah kecil, saat hendak memasuki kawasan air terjun, karena letih dan jalan bebatuan yang licin, suami saya tergelincir dan hendak jatuh, Alhamdulillahnya tidak mengapa.

Subhanalloh, merinding dan kutengok faiz yang takjub melihat air terjun, pelajaran buat faiz untuk sebuah kalimat "tidak ada sesuatu yang kita dapatkan tanpa kerja keras" karena untuk menikmati air terjun yang indah ini, faiz harus berjalan cukup jauh dan menuruni jalan yang terjal.
"mi, air yang turun dari atas kebawah itu air terjun ya?"
Sebuah pernyataan yang faiz buat sendiri, dan suatu waktu saat dia sedang buang air kecil.
"Pipis Faiz seperti air terjun ya mi?"
Wow, analogi yang sangat hebat nak. Marilah bersama-sama menikmati pemandangan air terjunnya.
Licin sekali bebatuannya

tetap kupegang tangan faiz

Beradu dengan air gunung
Faiz sangat ingin membuka baju dan mandi didalam air yang mengalir begitu jernih, bening dan dingin sekali.
"Mi seperti anak itu tu...mandi ya??"
"Kapan-kapan kalau faiz sudah besar ya nak? sekarang kita pegang airnya dulu trus buat cuci muka ya??? hm...segar kan?"
Sebetulnya tidak mengapa buka baju trus mandi, tapi ngeri juga saat melihat bebatuan yang ditumbuhi lumut-lumut, pasti bakal licin dan ups... ada bebatuan yang sedikit runcing pula. Alhamdulillahnya walaupun dengan muka sedikit cemberut seperti gambar dibawah ini, namun faiz mau mengerti.
Sore di bumi Cibodas

Air Terjunnya
Ramai sekali ya

Sebenarnya belum puas saya menikmati pemandangan dikawasan air terjun ini, namun waktu sudah sore dan ini ada didalam perut bumi, luar biasa mengagumkan. Berkemaslah dengan menyusuri jalan keluar dari air terjun. Terbayang naik melewati jalan turun yang terjal tadi uuh sungguh mengkhawatirkan.
"Lebih enak turun ya bi? tidak terlalu capai seperti naik"
"Iya nih, bingung juga bagaimana naiknya?"
Namun rasa khawatir saya dan suami terkikis manakala, ternyata ada jalan lempeng / lurusnya.
"lho...kok ada jalan ini?mengarah kemana ya de?"
"tu orang-orang juga lewat situ bi?"
 
Kejutan yang terjadi adalah **** jalan yang dilalui bukan jalan mengarah ketempat pertama kali menuju arah air terjun, sangat jauh sekali, Masya Allah kaget dan benar-benar kaget.
"aduh gimana nih bi?"
"tenang de, coba tanya satpam ya"
"Pak,tempat parkir Kebun Raya Cibodasnya mana ya pak?
"bapak parkir dimana?"
"didekat pintu gerbang"
"Wah pak, jauh sekali kalau jalan kaki"
"Tidak ada angkutan"
"Tidak ada pak, ada ojek, tapi sebentar itu tu, ada mobil pick up, bapak naik saja saya ijinkan ya, hafal kan pak tempat parkirnya?"
Jadilah saya, suami dan faiz naik mobil pick up, saya dan faiz diberikan tempat oleh supirnya dibagian depan sedangkan suami saya duduk dibelakang. Ternyata disepanjang jalan, ada beberapa orang juga yang berjalan lalu meminta untuk naik. Wow, jauh sekali, hampir berkilo-kilo jalannya samapi ke tempat parkir mobil.

Hingga terlewatpun suami saya tidak paham, akhirnya turun dipintu utama dan suami saya harus berjalan kaki menuju tempat parkir. So...Ada air mancur di depan Kebun Raya Cibodas, menjadi saksi saya dan faiz menunggu suami saya mengambil mobil.
Air Mancur
Bentangan rumput hijau melenakan tubuh ini untuk beristirahat disenja hari. Romantis sekali, suara air mancur yang menghentakkan bumi, sepoi angin menyibakkan relung hati ini, suasana yang tenang dingin hm... bakal romantis nih kalau tidak bersama faiz. Ups, faiz saya tidak ada rasa letihnya ya? tetap saja melangkahkan kakinya, menyusuri rerumputan, dan saya mampu melepaskan pandangan kearah senja yang merindui setiap sudut langit di kaki gunung gede ini.
Senyum di Senja hari

Bentangan Alam

Masih Aktif
Tetap ingin mengabadikan senja di Cibodas, suatu hal yang sedikit tidak mungkin kalau tidak menginap hanya menunggu waktu magrib tiba. Akhirnya dengan memegang kamera sendiri, jadilah saya dan suami berfoto juga.
Dingin

Berdua denganmu

Menyisakan kenangan

Disebuah Air Mancur

Memandangi Gunung Gede Pangrango yang gagah

Senja yang memburat merah, menghangatkan hati yang terbelai riuhnya kemacetan dan kesibukan rutinitas pekerjaan kami akhirnya terurai setelah seharian berada di Kebun Raya Bogor. Bahagia itu sederhana, tidak memerlukan tindakan-tindakan yang kontroversial dalam merogoh dompet, bersama dengan keluarga, lebih asik keluarga besar ya? menikmati alam yang menawarkan sejuta kebahagiaan dan rasa syukur terpanjatkan.

Tulisan ini, dibuat untuk meramaikan “Catatan Perjalanan: Popcorn’s 2nd Anniversary” Semoga menambah wawasan wisata alamnya ya mba armae.


































Read more »